REPUBLIKA.CO.ID, Sosok khalifah ini merupakan pemimpin yang mampu menjalankan agamanya, menunaikan amanahnya, serta menyampaikan nasihat kepada rakyatnya. Umar bin Abdul Aziz, seorang keturunan dari khalifah ke dua yakni Umar bin Khattab — menjalankan pemerintahannya dengan hikmah.
Dia menegakkan keadilan yang menjadi fondasi kerajaan. Penegakan keadilan itu jika berlangsung lama akan membangun sementara kezaliman akan menghancurkan. Pada pemerintahannya, seorang bijak mengatakan, serigala berada di dekat domba tanpa menyakiti domba tersebut. Ketika serigala memakan domba itu, orang-orang berkata, “Berarti Amirul Mukminin sudah meninggal.”
Pernah pada satu ketika Umar bin Abdul Aziz menghentikan budaya memberi upeti yang dilakukan masyarakat kepada pejabat sebelum Umar.
Dalam salah satu pesan yang disampaikan dari atas mimbar, Umar berkata, “ Demi Allah, seharusnya mereka tak memberikan upeti itu, dan kami sebagai pejabat tak boleh menerimanya. Dan, ketika jabatan ini berada di tanganku, maka aku hanya mempunyai Allah yang memperhitungkan seluruh tindakanku. Ketahuilah aku telah mengembalikan semua pemberian itu. Hal itu aku mulai dari diriku dan keluargaku.. bacalah Muzahim! (nama seorang hamba sahayanya).
Muzahim sebelumnya membawa sebuah tas yang didalamnya terdapat beberapa buku catatan upeti itu. Dia pun membaca buku catatan tersebut. Umar lantas mengambil buku itu. Ia mengguntingnya dari atas mimbar. Begitu pula buku upeti lainnya. Prosesi ini berlangsung hingga adzan Zhuhur berkumandang.