Jumat 27 Mar 2020 10:30 WIB

Adi bin Hatim Jadi Mualaf Usai Dengarkan Nubuat Nabi

Allah akan menyempurnakan urusan ini hingga istana-istana kisra ditaklukkan

Red: A.Syalaby
Gurun pasir.
Foto: Wordpress.com
Gurun pasir.

REPUBLIKA.CO.ID, Selain Nafi' bin Utbah, Adi bin Hatim juga pernah menjadi saksi nubuwat dari Nabi SAW. Adi yang tadinya beragama Nasrani lari ke Syam untuk menghindari kaum Muslimin.

Dia membawa harta dan keluarganya tetapi meninggalkan saudarinya, Saffanah binti Hatim. Saffanah pun meminta kepada Rasulullah untuk menjemput Adi ke Syam. Permintaan tersebut dikabulkan. Adi berhasil dibawa ke Madinah. 

Adi datang ke Madinah dengan kalung salib peraknya. Saat masuk ke masjid, ia mendengar Rasulullah SAW sedang membaca firman Allah. “Mereka menjadikan orang-orang alim (Yahudi) dan rahib-rahibnya (Nasrani) sebagai tuhan selain Allah, dan (juga) al-Masih putra Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan selain Dia. Maha suci Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (QS at-Taubah:31). 

Usai bertemu Nabi SAW di masjid, Adi lantas diundang Rasulullah SAW menjadi tamunya. Nabi memegang tangannya untuk datang ke rumahnya. Di rumah Nabi, Adi hanya melihat  rumah sederhana berupa kamar kecil berlantai tanah. Disana ada bantal usang berisi sabut. Nabi SAW memberinya bantal untuk memuliakan Adi sebagai tamu. Adi tak menerima bantal itu namun Nabi bersikeras. Dalam Islam, memuliakan tamu adalah kewajiban. 

Kemudian, terjadi dialog antara Nabi SAW dengan Adi. Rasulullah SAW bersabda, “Wahai Adi! Aku tahu hal yang menghalangimu masuk Islam! Engkau terhalang masuk Islam karena melihat kefakiran kaum Muslimin dan kekayaan musuh-musuh mereka! “Wahai Adi! Demi Allah, Allah pasti akan menyempurnakan urusan ini hingga harta melimpah di hadapan kaum Muslimin sehingga tidak ada seorang pun yang mau menerimanya!” 

Nabi kembali bersabda kepadanya, “Wahai Adi! Aku tahu hal yang menghalangimu masuk Islam! Engkau terhalang masuk Islam karena melihat minimnya kaum Muslimin dan banyaknya musuh mereka!

Wahai Adi! Pernahkah melihat Kota al-Hirah? Adi menjawab, “Aku pernah mendengar tapi belum pernah melihatnya.”  Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah, Allah pasti akan menyempurnakan urusan ini hingga wanita (wanita yang berada di atas untanya) berjalan dari al-Hirah ke Baitul Haram untuk thawaf disana tanpa disertai siapa pun. Dia tidak takut kecuali kepada Allah”. — Adi berkata dalam dirinya dimanakah penyamun Thayyi yang membegal dan membunuh manusia?

Nabi kembali bersabda, “Wahai Adi! Aku tahu hal yang menghalangimu masuk Islam!” Engkau terhalang masuk Islam karena melihat eksistensi kerajaan dan kekuasaan di tangan musuh-musuh mereka! Demi Allah, Allah akan menyempurnakan urusan ini hingga istana-istana kisra ditaklukkan dan harta-harta simpanannya menjadi milik kaum Muslimin!”

Adi meminta penjelasan Rasulullah dengan bertanya, “Kisra bin Hurmuz? Ya, Kisra bin Hurmuz. Usai dialog tersebut, Adi yang notabene berasal dari keturunan bangsawan, tampak puas.

Dia pun menyatakan diri untuk masuk Islam. Adi beruntung bisa berumur panjang. Dia bisa menyaksikan dua ramalan Nabi SAW yang disampaikan langsung kepadanya. Dari penaklukan Kisra hingga keamanan di negeri kaum Muslimin. Nubuat ketiga terjadi usai wafatnya Adi bin Hatim. 

Meski demikian, sejarah mencatat kejayaan umat Islam kian memudar setelah Turki Utsmani runtuh. Negeri-negeri kaum Muslimin dipecah dan menjadi ghanimah negeri-negeri Barat. Romawi yang dulu pernah takluk di bawah kekuasaan umat Islam. Hingga kini, hancurnya Suriah akibat fitnah diantara kaum Muslimin hingga penjajahan terhadap Palestina masih menjadi pekerjaan rumah besar yang harus dibayar. 

 

 

sumber : Dialog Jumat
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement