REPUBLIKA.CO.ID, Sujud, menurut pakar tafsir Al Ashfahani, bermakna merendahkan dan menghambakan diri kepada Allah (al-tadzallul lillah wa 'ibadatih). Sujud dalam pengertian ini tidak boleh dilakukan kecuali hanya kepada Allah SWT semata.
Sujud dan penyembahan kepada selain Allah, dilarang keras dalam Islam, karena selain bertentangan dengan prinsip tauhid, juga karena hal itu dapat merendahkan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk tertinggi ciptaan Allah.
Sujud, kata Al Ashfahani, adakalanya dilakukan dengan sukarela (ikhtiyar). Inilah sujud seorang Muslim, baik waktu shalat, mendengarkan bacaan Alquran (sujud tilawah), maupun ketika ia mendapatkan kenikmatan (sujud syukur).
Firman-Nya, ''Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhan-mu, dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.'' (Al-Hajj: 77).
Sujud adakalanya pula dilakukan secara mekanistik melalui ketetapan dari Allah (taskhir). Inilah sujud tumbuh-tumbuhan, binatang, dan semua benda-benda baik di langit maupun di bumi, termasuk di dalamnya sujud para malaikat. Allah SWT berfirman, ''Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedangkan mereka tidak menyombongkan diri.'' (An-Nahl: 49).
Sebagai perintah agama, sujud merupakan salah satu perbuatan yang sangat dicintai oleh Allah SWT. Di dalamnya terkandung keutamaan-keutamaan yang sangat banyak. Di antaranya sujud memperlihatkan kebiasaan manusia di hadapan kebesaran dan keagungan Allah SWT. Dikatakan demikian, karena dengan sujud manusia rela meletakkan wajah, simbol kehormatannya, ke tanah/lantai.
Keutamaan lainnya, sujud mendidik manusia bersikap rendah hati dan menjauhkannya dari sikap sombong atau takabur. Makin banyak orang bersujud, maka makin bersih jiwanya dan makin tinggi kesadaran rohaninya.
Rasulullah SAW bersabda, ''Hendaklah kamu banyak bersujud, karena sesungguhnya tiada engkau bersujud sekali kepada Allah, kecuali Allah menaikkan derajatmu dan menghapuskan dosa dan keburukanmu.'' (HR Muslim).
Keutamaan yang lain lagi, sujud menunjukkan kesungguhan dan kesejatian baik dalam ibadah maupun doa. Karena itu, Rasulullah SAW menyuruh kaum Muslimin agar banyak bersujud, supaya mereka lebih dekat kepada Allah dan doanya lebih mudah terkabul. Inilah makna firman Allah SWT, ''Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu termasuk orang-orang yang bersujud.'' (Al-Hijr: 98).
Dalam hadis riwayat Muslim diceritakan, Rabi'ah bin Ka'ab pernah bermalam bersama Rasulullah SAW. Ia dengan senang hati membantu keperluan-keperluan beliau, termasuk menyediakan air wudhu. Selesai wudhu, Rasulullah menyuruh Rabi'ah agar menyampaikan keinginannya. ''Aku ingin bersama Tuan di surga,'' ujar Rabi'ah.
''Apakah ada permintaan lain,'' tanya Rasulullah.
''Hanya itu Tuan.''
Lalu Rasulullah SAW bersabda, ''Bantulah aku untuk (kebaikan)-mu dengan banyak bersujud.''