Selasa 17 Mar 2020 13:51 WIB

IDI: Tenaga Medis Kekurangan APD Saat Tangani Pasien Corona

Menurut IDI ada tenaga medis yang menggunakan jas hujan saat menangani pasien corona.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andri Saubani
Petugas medis berada di area ruang isolasi saat simulasi penanganan pasien virus Corona (Covid-19) di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung, Jalan KH Wahid Hasyim, Kota Bandung, Jumat (13/3).(Republika/Abdan Syakura)
Foto: Republika/Abdan Syakura
Petugas medis berada di area ruang isolasi saat simulasi penanganan pasien virus Corona (Covid-19) di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung, Jalan KH Wahid Hasyim, Kota Bandung, Jumat (13/3).(Republika/Abdan Syakura)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan, para tenaga medis, baik dokter maupun perawat, di fasilitas kesehatan yang menangani virus corona (Covid-19) yang mengeluhkan kurangnya alat pelindung diri (APD) untuk mereka. Akibatnya, banyak petugas kesehatan yang menjadi korban.

"APD menjadi isu strategis dan kami sangat concern membahas itu. Tenaga kesehatan di lapangan sudah teriak-teriak kurang (APD)," ujar Ketua Umum Pengurus Besar IDI Daeng M Faqih di kantor IDI, Jakarta, Senin (16/3) sore.

Baca Juga

Meski belum mendapatkan laporan jumlah kekurangan APD, pihaknya telah menghimpun APD yang kurang dalam satu set, yaitu masker wajah hingga baju pelindung khusus. Ia menambahkan, kabarnya tenaga kesehatan menyiasati kurangnya APD dengan menggunakan plastik seadanya, termasuk jas hujan plastik yang dimodifikasi hingga mereka hanya memakai masker biasa.

"Padahal, petugas kesehatan harusnya pakai masker N95," katanya.

Akibat kekurangan APD, Faqih menyebutkan, tenaga kesehatan sudah ada yang menjadi korban positif terinfeksi virus ini. Bahkan, ia menyebutkan, sudah banyak tenaga kesehatan yang dirawat.

Padahal, dia menambahkan, petugas kesehatan adalah garda terdepan dan dituntut untuk siaga menangani virus ini. Di satu sisi, faktanya jumlah tenaga kesehatan kurang.

Faqih meminta tenaga kesehatan dilindungi dan diberikan APD memadai karena peran mereka strategis dalam penanganan Covid-19. Ia khawatir kalau mereka tidak dilindungi kemudian banyak petugas kesehatan tertular dan diobservasi selama 14 hari atau diisolasi, efek domino akan timbul. Efek domino itu berupa berkurangnya jumlah petugas kesehatan yang bisa membantu menangani virus.

"Tentu ini menjadi beban tersendiri, kerumitan tersendiri. Karena itu, kami mengusulkan APD perlu diperhatikan mengingat kasus semakin banyak," katanya.

Ia menambahkan, permohonan penambahan APD akan disampaikan ke gugus tugas penanganan Covid-19 melalui surat yang dikirimkan Selasa (17/3). Pihaknya juga meminta ada prosedur supaya perlindungan tenaga kesehatan terjaga. Di satu sisi, Faqih mengaku IDI telah mengedukasi tenaga dokter di bawah organisasinya untuk menjaga kesehatan, menjaga kebersihan, dan melepas APD dengan benar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement