Senin 08 Aug 2022 06:39 WIB

Mengapa Alquran Disebut Adz-Dzikr dan Kalamullah? 

Para ulama terdahulu menamakan Alquran dengan beberapa nama lain selain Alquran.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi anak mengaji. Mengapa Alquran Disebut Adz-Dzikr dan Kalamullah? 
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Ilustrasi anak mengaji. Mengapa Alquran Disebut Adz-Dzikr dan Kalamullah? 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berangkat dari Alquran sendiri dan sumber-sumber lain, para ulama terdahulu menamakan Alquran dengan beberapa nama lain selain Alquran. Masing-masing nama menunjukkan makna, keistimewaan, dan tujuan Alquran tersendiri. 

Nur Faizin dalam buku Tema Kontroversial Ulumul Quran menjelaskan dua nama lain dari Alquran, yakni Adz-Dzikr dan Kalamullah. Allah SWT berfirman alam Surah An-Nahl ayat 44, "Wa anzalna ilaika adz-dzikra litubayyina linnasi,". Yang artinya, "Dan Kami (Allah SWT) telah menurunkan kepadamu (Muhammad) adz-Dzikr agar kamu menjelaskan kepada manusia,". 

Baca Juga

Dinamakan dengan Adz-Dzikr karena Allah SWT ingin memberikan pesan tidak langsung kepada manusia bahwa Alquran adalah sebuah peringatan bagi manusia perihal kewajiban dan tugas manusia di bumi. Baik berupa kepercayaan ataupun amal perbuatan, berkaitan dengan Tuhannya maupun sesama makhluk. 

Sedangkan dinamakan Kalamullah, dalam Alquran lafadz ini dipakai dalam firman Allah SWT Surah At Taubah ayat 6, "Wa in ahadun minal-musyrikinastajaaraka fa-ajirhu hatta yasma'u kalamallahi,". Yang artinya, "Dan jika seseorang dari orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah dia supaya ia sempat mendengar Kalamullah (Alquran),". 

 

Berangkat dari Alquran sebagai kalam Allah SWT inilah muncul perdebatan panjang antara Muktazilah dan kalangan Ahlussunah seputar Alquran (dengan nama lain Kalamullah) qadim (terdahulu) ataukah hadits (baru). 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement