Jumat 29 Jul 2022 07:04 WIB

Nasihat Wanita yang Menyadarkan Ulama Besar sebab Istrinya Meninggal Dunia

Al-Qasim tersadar berkat nasihat wanita yang bertamu kepadanya

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrai meninggal dunia. Al-Qasim tersadar berkat nasihat wanita yang bertamu kepadanya
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrai meninggal dunia. Al-Qasim tersadar berkat nasihat wanita yang bertamu kepadanya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kisah berikut ini menyiratkan pentingnya dua hal, yakni menjaga harapan dan saling menasihati antarsesama Muslim. Pada era tabiin, terdapat seorang alim yang bernama Muhammad bin Ka'b. Ia berasal dari kabilah al-Quradhi yang pada masa Rasulullah SAW terkenal dari Yahudi. 

Pada suatu hari, kabar duka menghampirinya. Sahabatnya, al-Qasim bin Muhammad, mengalami musibah, yakni istrinya meninggal dunia. Maka, Ibnu Ka'b pun datang ke rumah kawan dekatnya itu guna bertakziah. 

Baca Juga

Sesampainya di sana, tampaklah bahwa al-Qasim masih dirundung duka yang besar. Wajahnya lesu. Matanya sembap seperti orang yang telah lama menangis. 

Untuk menghiburnya, Ibnu Ka'b menyampaikan sebuah riwayat. Dikisahkan, pada masa dahulu terdapat seorang ahli ibadah dari kalangan Bani Israil. Ulama yang dikenal umat Nabi Musa AS sebagai pakar hukum itu ditinggal wafat istrinya. 

Begitu besar kesan dan cinta sang almarhumah kepada alim tersebut. Karena itu, kesedihan yang amat dalam juga dirasakannya sebagai suami. Bahkan, berhari-hari sejak wafatnya sang istri, fakih itu mengurung diri dalam rumahnya. Enggan menemui kaumnya dan bahkan menolak untuk dijenguk siapa pun. 

Orang-orang kebingungan. Beberapa kawan terus membujuknya, tetapi tidak berhasil. Padahal, umat masih membutuhkan bimbingan dan majelis ilmu yang selama ini diselenggarakannya. 

Hingga suatu hari, datanglah kepadanya seorang perempuan. Setelah kerumunan orang di depan rumah ulama tersebut mereda, wanita itu mengetuk pintu rumah si alim. Dari balik jendela, tampak keponakan sang tuan rumah. “Ada apa, wahai fulanah?” tanyanya. 

“Katakanlah kepada syekh, saya datang dari tempat yang jauh untuk menanyakan kepadanya perihal hukum agama. Saya ingin mendapatkan fatwa darinya,” ujar si wanita. 

Si keponakan lantas memberitahu kepadanya perihal duka yang dialami ulama tersebut. Termasuk keengganan sang syekh untuk menerima tamu, siapa pun itu. Namun, perempuan tersebut tidak menyerah.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.

(QS. Al-Hajj ayat 5)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement