Rabu 29 Jun 2022 11:48 WIB

Keutamaan dan Niat Beberapa Puasa Sunnah di Bulan Dzulhijjah

Rasulullah SAW menganjurkan umatnya melakukan amal shaleh pada bulan Dzulhijjah.

Ilustrasi Puasa. Keutamaan dan Niat Beberapa Puasa Sunnah di Bulan Dzulhijjah
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Puasa. Keutamaan dan Niat Beberapa Puasa Sunnah di Bulan Dzulhijjah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk melakukan banyak amal shaleh pada bulan Dzulhijjah. Keutamaan bulan ini terletak pada 10 hari pertamanya. Syaikh Ahmad Jad dalam bukunya berjudul Shahih Fiqh As-Sunnah li An-Nisaa menyebutkan pada hari-hari tersebut, amal shaleh akan dilipatgandakan.

Dari Said bin Jubair, Rasulullah SAW bersabda, "Jika kamu masuk ke dalam 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, maka bersungguh-sungguhlah sampai hampir saja ia tidak mampu menguasainya (melaksanakannya)." (HR. Ad Darimi, hadits hasan)

Baca Juga

Pahala orang yang mengerjakan amal shaleh pada bulan ini sebanding dengan pahala orang yang mati syahid di medan perang, karena membela agama Allah. Ibnu Abbas ra bercerita, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada hari-hari yang mengerjakan amalan shaleh pada hari-hari itu yang lebih baik dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini." (HR Bukhari).

Menurut para ulama, yang dimaksud dengan hari-hari dalam hadits tersebut adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Menanggapi hadits itu, para sahabat bertanya, "Apakah lebih baik dari pahala jihad fi sabilillah?" Rasul SAW menjawab, "Meskipun jihad di jalan Allah, kecuali seorang laki-laki yang mengorbankan jiwa dan hartanya dan tidak mengharapkan balasan apapun dari semua itu."

Menjelang Idul Adha, ada banyak sunnah yang bisa dikerjakan umat Islam. Salah satunya, dengan melaksanakan puasa, yakni puasa sunnah 1-7 Dzulhijjah, puasa Tarwiyah, dan puasa Arafah.

sumber : Pusat Data Republika
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.

(QS. Al-Hajj ayat 5)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement