Selasa 07 Jun 2022 04:50 WIB

Kedua Cucu Rasulullah SAW Hasan dan Husain Pernah Haji 25 Kali dengan Jalan Kaki

Hasan dan Husain dikenal sebagai sosok yang taat beribadah

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Haan dan Husain haji dengan berjalan kaki. Hasan dan Husain dikenal sebagai sosok yang taat beribadah
Foto: EPA-EFE / Mast Irham
Ilustrasi Haan dan Husain haji dengan berjalan kaki. Hasan dan Husain dikenal sebagai sosok yang taat beribadah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Cucu Nabi Muhammad ﷺ, Al Hasan dan Al Husain termasuk di antara sahabat yang tekun beribadah. Keduanya juga pernah menjalankan ibadah haji selama 25 kali dengan berjalan kaki. 

Dikutip dari buku Hasan dan Husain the Untold Story karya Sayyid Hasan Al Husaini, Abdullah bin Abbas 'radhiyallahu 'anhu menuturkan, “Aku tidak menyesali kebaikan-kebaikan yang tidak dapat kulakukan semasa muda, kecuali satu hal. Yaitu aku tidak pernah pergi haji dengan berjalan kaki, sedangkan Al Hasan berhaji sebanyak 25 kali dengan berjalan kaki. Saat itu, kuda-kuda yang tangkas hanya dituntun di belakangnya. Di juga pernah menyedekahkan seluruh hartanya karena Allah SWT sebanyak tiga kali. Dia pun pernah memberikan sepatunya kepada orang lain, sementara ia sendiri hanya mengenakan sandal seadanya.” (Lihat: Siyar A'lam an-Nubala

Baca Juga

Ketika ditanya alasannya pergi haji dengan berjalan kaki, Al Hasan menjawab, “Aku malu kepada Rabbku, malu apabila bertemu dengan-Nya, sementara aku tidak berjalan kaki ke rumah-Nya.” (Lihat: Tarikh Dimasyq)

Kebiasaan yang sama dilakukan adiknya, Al Husain radhiyallahu 'anhu. Az-Zubairi menuturkan, “Al-Husain pergi haji sebanyak 25 kali dengan berjalan kaki. Saat itu, untanya hanya digiring dari belakang.” (Lihat: Siyar A'lam an-Nubala). Ini persis seperti yang dilakukan sang kakak, Al Hasan. 

 

Hanya saja, dia menempuh rute yang tidak dilalui orang-orang pada umumnya agar mereka tidak mengikuti dirinya, karena hal itu akan menyulitkan diri mereka sendiri.  

Ketika melakukan thawaf di Baitullah, banyak orang yang mengerumuni Al Hasan dan Al-Husain sekadar untuk mengucapkan salam kepada keduanya. (Lihat: Al-Bidayah wa an-Nihayah

Al Hasan dan Al Husain beribadah dengan bimbingan ilmu. Keduanya menghadap Allah SWT dengan petunjuk iman dan menjauhi semua hiruk pikuk dunia dengan penuh keridhaan dan ketenangan. 

Untuk itu, setiap kali selesai berwudhu, rona muka al-Hasan berubah, dan ketika ditanya tentang itu, dia menjawab, “Orang yang akan menghadap pemilik Arsy tentu saja akan berubah rona mukanya.” (Lihat: Wafayat al-A'yan

Ibu Al Hasan dan Al Husain, Fathimah pernah meminta seorang pelayan kepada Nabi Muhammad ﷺ guna membantunya. Akan tetapi beliau justru mengajari putrinya ini amalan yang lebih baik daripada pelayan yang dimintanya, yaitu membaca tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir menjelang tidur malam (HR Bukhari). Rasulullah juga pernah menegur Fathimah dan suaminya, saat keduanya sedang tidur pada malam hari, beliau berkata, “Mengapa kalian tidak bangun untuk shalat Tahajud?” (HR Al Bukhari)

Al Hasan dan Al Husain dibesarkan dan dididik di tengah lingkungan Ahlul Bait yang zuhud, tekun beribadah, dan sarat dengan sikap wara. Kebiasaan baik mereka itu kemudian disempurnakan dengan ketakwaan, kemurahan hati, dan kesabaran. 

Semua sifat dan akhlak tersebut menyatu dalam diri keduanya, hingga mereka menjadi teladan bagi kaum mukminin. Kenyataan ini diakui sendiri oleh para Sahabat yang hidup semasa dengan mereka.  

Al Hasan dan Al Husain sering berpuasa sunnah, melaksanakan sholat nafilah, berhaji, bersedekah, dan mengerjakan berbagai kebaikan lainnya.      

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement