Selasa 23 Nov 2021 22:31 WIB

Amalan Saat Ziarah ke Makam Nabi Muhammad

Ziarah ke makam Nabi Muhammad merupakan kegiatan penting di Madinah.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Muhammad Hafil
Amalan Saat Ziarah ke Makam Nabi Muhammad. Foto: Pengunjung berjalan dengan latar kubah hijau yang menjadi lokasi makam Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar as Siddiq, dan Umar bin Kattab di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Senin (6/5/2019).
Foto: Antara/Aji Styawan
Amalan Saat Ziarah ke Makam Nabi Muhammad. Foto: Pengunjung berjalan dengan latar kubah hijau yang menjadi lokasi makam Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar as Siddiq, dan Umar bin Kattab di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Senin (6/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Mengunjungi Kota Madinah membawa kedamaian dan berkah di hati setiap muslim yang datang. Salah satu tempat yang paling penting untuk dikunjungi di sana adalah Masjid Nabawi, di mana terdapat makam Nabi Muhammad SAW.

Setiap muslim yang mengunjungi Madinah dianjurkan untuk berdoa di masjid Nabi dan mengunjungi makamnya dan mengirimkan shalawat serta salam kepadanya.

Baca Juga

Syekh Ibn 'Utsaimin berkata dalam Manaasik al-Hajj wa'l-'Umrah, Setelah jamaah berdoa setibanya di Masjid Nabawi, jamaah harus pergi dan mengirim salam kepada Nabi  beserta dua sahabatnya Abu Bakar dan 'Umar bin Khatab.

Hal lain yang harus dilakukan di antaranya, Jamaah harus berdiri di depan makam Nabi dan berkata, “ Al-salaamu 'alayka ayyuha'l-Nabiyyu wa rahmat-Allaahi wa barakaatuhu (Salam bagimu, wahai Nabi, dan rahmat dan berkah Allah) .”Jika dia ingin menambahkan, tidak mengapa, seperti mengatakan:

“Al- salaamu 'alayka ya khalilallaah wa amiinahu 'ala wahiihi wa khiiratahu min khalqihi, asyhadu annaka qad ballaghta arrisaalah wa addayta al-amaanah wa nasahta al-ummah wa jaahadta fi Allahi haqqa jihadihi. (Assalamu'alaikum wahai sahabat dekat Allah, yang dengannya Dia menitipkan wahyu-Nya dan yang Dia pilih dari antara makhluk-Nya. Saya bersaksi bahwa Anda menyampaikan pesan, memenuhi amanah, dengan tulus menasihati umat dan berjuang dengan sekuat tenaga karena Allah).

Tetapi jika dia membatasi dirinya pada salam pertama, itu baik. Ibn 'Umar biasa mengatakan, " Al-salaamu 'alayka ya Rasulullah, al-salaamualayka ya AbubBakar, al-salaamu 'alayka ya abati (Wahai ayahku)," maka dia akan pergi.

Kemudian jamaah harus mengambil satu langkah ke kanan sehingga dia berada di depan Abu Bakar dan berkata, “ Al-salaamu 'alayka ya Aba Bakar, al-salaamu 'alayka ya khaliifah Rasulullaah fi ummatihi, radiya Allahu 'anka wa jazaaka 'an ummati Muhammadin khayraalaihissalam. (Wahai Abu Bakar, damai atasmu wahai penerus Rasulullah di umatnya, semoga Allah meridhoimu dan membalasmu dengan kebaikan atas nama Muhammad. ).”

Selanjutnya jamaah harus mengambil satu langkah ke kanan sehingga dia berada di depan ' Umar bin khattab dan berkata, “Al- salaamu 'alayka ya 'Umar, al-salaamu 'alayka ya amiirulmu'miniin, radiya Allahu 'anka wa jazaaka 'an ummati Muhammadin khayran (Assalamu'alaikum wahai 'Umar, wahai pemimpin orang-orang beriman, semoga Allah meridhoimu dan membalasmu dengan kebaikan atas namamu, Muhammad).

Ketika memasuki Masjid Nabawi, satu harus dalam keadaan tenang dan khusyuk. Salah satu dari banyak kesalahan yang dilakukan di makam Nabi adalah meninggikan suara dan meminta darinya agar kebutuhan seseorang dipenuhi.

Seseorang harus mengirim salam kepada Nabi dan kedua sahabatnya dengan etika yang tepat dan dengan suara rendah.

Nabi Muhammad berkata, Jangan jadikan rumahmu kuburan, dan jangan jadikan kuburanku tempat pesta. Tapi berdoalah untukku, karena berkahmu sampai padaku di mana pun kamu berada. (HR Abu Dawud).

Sumber:

https://aboutislam.net/reading-islam/about-muhammad/how-did-the-prophet-make-hajj-easier/

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement