Sabtu 06 Nov 2021 06:45 WIB

Kesabaran yang Jadi Kunci Utama Keutuhan Keluarga

Keutuhan rumah tangga mesti dilandasi dengan sifat sabar

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Keutuhan rumah tangga mesti dilandasi dengan sifat sabar. Ilustrasi menikah
Foto: antarafoto
Keutuhan rumah tangga mesti dilandasi dengan sifat sabar. Ilustrasi menikah

REPUBLIKA.CO.ID, —Terdapat beberapa nilai kepribadian yang harus ditumbuhkembangkan oleh calon dan pasangan suami-istri dalam membentuk keluarga sakinah. Misalnya, karakter kesabaran dan penampilan diri yang harus menarik dan selalu berseri-seri di hadapan pasangannya.

Dalam kitab Zadu Az-Zaujayn, karangan almarhumah Nyai Zainiyah As’ad putri sulung pahlawan nasional KHR As’ad Syamsul Arifin, banyak pasangan suami-istri  yang tidak mengetahui syarat-syarat dan tatakrama dalam berumah tangga, sehingga gagal menggapai rumah tangga sakinah. Karena itu, menurut dia, setiap calon atau pasangan suami-istri harus mengembangkan karakter kepribadian yang ideal dalam rumah tangganya. 

Baca Juga

Menurut Nyai Zai, sifat sabar harus dimiliki pasangan suami-istri agar rumah tangga tersebut mampu terus bertahan. Sifat sabar juga harus dimiliki, terutama jika pasanganya berbuat kurang menyenangkan. Kalau bersabar terhadap pasangannya, menurut Nyai Zain, maka hidupnya akan mulia.

Nyai Zai pun menyarankan agar setiap pasangan suami istri tidak menceritakan kelemahan pasangannya kepada orang lain. Menurut dia, suami-istri harus saling melengkapi dan menutupi kelemahan pasangannya.

Dalam salah satu syairnya dalam kitab ini, Nyai Zai juga menjelaskan bahwa kaum perempuan setiap harinya haruslah taat ke suaminya dengan wajah yang berseri-seri. Menurut Nyai Zai, jika bermuka masam terhadap suami, maka seorang istri akan dimurkai Allah SWT dan malaikat. Syair yang ditulis Nyai Zai ini senada dengan sabda Rasulullah SAW:

“Siapa saja perempuan yang bermuka masam di hadapan suaminya berarti ia dalam kemurkaan Allah sampai ia senyum kepada suaminya atau ia meminta keridhaannya.”

Selain menasihati kaum perempuan, Nyai  Zai juga mengajarkan kaum laki-laki yang akan menjadi seorang suami. Menurut Nyai Zai, seorang laki-laki juga harus berhati-hati menjadi suami.

Karena itu, seorang suami wajib memberikan nafkah secara lahir maupun batin. Bahkan, menurut Nyai Zai, seorang suami harus meyediakan tempat bagi istrinya walaupun harus menyewa.

Isi kitab Zadu Az-Zaujayn sangat relevan dengan konseling perkawinan dan konseling keluarga. Karena itu, kitab ini sangat penting untuk dipublikasikan, sehingga kearifan lokal yang tersembunyi di pesantren tersebut bisa diteliti dan dikaji lebih lanjut.   

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement