Rabu 14 Jul 2021 19:48 WIB

Hari Ini, 4 Dzulhijjah Nabi Isa Lahir dan Mampu Berbicara

Allah SWT tampakan kuasanya hingga Nabi Isa mampu berbicara usia bayi

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Allah SWT tampakan kuasanya hingga Nabi Isa mampu berbicara usia bayi. Ilustrasi Kisah Nabi Isa dan Tiga Potong Roti
Foto: wikipedia
Allah SWT tampakan kuasanya hingga Nabi Isa mampu berbicara usia bayi. Ilustrasi Kisah Nabi Isa dan Tiga Potong Roti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pada Dzulhijjah banyak peristiwa penting terjadi. Tepat pada 4 Dzulhijjah  Nabi Isa As Rasul Allah SWT dilahirkan dan langsung bicara kebesaran Allah WST (tauhid) kepada kaumnya.  

"Pada 4 Dzulhijjah, Nabi Isa dilahirkan Isa As diutus tepat sebelum Rasulullah Muhammad SAW," kata Ustadz Ahmad Rifa'i Rf'an dalam bukunya "Bahkan Tuhan Pun Berkurban."

Baca Juga

Ustadz Ahmad Rifa'i Rf'an Isa lahir dari rahim seorang wanita perawan, Maryam namanya. Kelahiran Isa membuat geger masyarakat setempat saat itu. 

"Wanita mana yang tidak gelisah, tidak bersuami, tidak pernah melakukan hubungan seksual, tiba-tiba di rahimnya ada sesosok makhluk berupa janin," katanya 

 

Pada saat-saat menjelang kelahiran putranya, kegelisahan Maryam memuncak menjadi tekanan batin yang luar biasa. Dalam kegelisahan yang sangat itu Jibril datang menghiburnya. "Tentang kedatangan Jibril diabadikan dalam surat Maryam ayat 24-26," katanya.

Setelah Isa lahir Maryam memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Dia pulang dengan mental yang kuat untuk menghadapi tuduhan tuduhan warga yang tentu saja menyakitkan. 

Tuduhan itu itu di abadikan dalam Alquran mereka berkata, "Hai Maryam, Sungguh kamu telah melakukan sesuatu yang tercela. Hai Putra Harun Ayahmu itu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu bukan seorang pezina." 

Menghadapi cercaan ini, Maryam hanya memberi isyarat (tak bicara) kepada bayinya. Kali ini sang bayi yang membuat geger untuk kedua kalinya. Bayi yang masih digendong itu ternyata bisa bicara dan memberi jawaban. 

قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Allah dia memberiku Alkitab Injil dan dia menjadikan aku seorang nabi." (QS Maryam ayat 30).

Ustadz Ahmad Rifa'i Rf'an mengatakan perlu diakui bahwa sering kali kita hanya mampu berpikir dalam logika dangkal, dan hanya mampu menjangkau wilayah wilayah yang sesuai dengan akal. Sehingga ketika dihadirkan sebuah peristiwa  di luar jangkauan akal, dengan mudah membantah. 

"Padahal Allah tidak sulit untuk menjadikan peristiwa yang bertentangan dengan hukum alam, tidak sulit bagi Allah untuk menciptakan fenomena yang lain dari biasa," katanya. 

Sebagai Muslim, kata  Ustadz Ahmad Rifa'i Rf'an, maka mari kita senantiasa mengingat, bahwa setiap saat ada tangan-tangan gaib yang senantiasa bekerja tanpa henti untuk kita. Ketika masalah datang menghampiri, jangan lagi terucap kalimat keluhan seprti ini 'Ya Allah hamba punya masalah besar' 

"Tapi mari mempercayai kebesaran Allah, sehingga kalimat keluar itu layak untuk kita revisi, dengan mengatakan "Ya masalah Aku punya Allah Yang Maha Besar," katanya.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement