Rabu 16 Jun 2021 22:21 WIB

Muslim India Kritik Pembangunan Masjid Pengganti Babri

Pembangunan masjid pengganti Babri bukan untuk warga setempat.

Masjid Babri di Ayodhya, India yang sejak lama menjadi sengketa antara Muslim dan Hindu.
Foto: AP Photo
Masjid Babri di Ayodhya, India yang sejak lama menjadi sengketa antara Muslim dan Hindu.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Editor majalah Force sekaligus penulis buku 'Born a Muslim: Some Truths About Islam in India', Ghazala Wahab mengungkapkan keberatannya, dengan keberadaan kompleks Dhannipur sebagai pengganti Masjid Babri.

"Untuk memperingati pembongkaran Masjid Babri pada 6 Desember 1992, dan pengesahannya oleh Mahkamah Agung India pada 9 November 2019, pemerintah Uttar Pradesh membangun kompleks masjid sekaligus multi-utilitas di desa Dhannipur, 22 kilometer dari situs aslinya. Mungkin, ini adalah monumen pertama yang dibangun untuk menghargai kekalahan," ucap Ghazala Wahab dilansir dari laman Scroll pada Rabu (16/6).

Baca Juga

Dia mengungkapkan, visi kompleks masjid agung meliputi rumah sakit, perpustakaan, museum serta pusat budaya di sebuah desa yang tidak memiliki fasilitas paling dasar namun sudah memiliki terlalu banyak masjid dan terlalu sedikit jamaah. Namun, lanjutnya,bagi para visioner dari monumen Dhannipur, ini hanyalah dalih oleh para penentang.

Wahab melanjutkan, bangunan itu tidak dimaksudkan untuk penduduk setempat. Akan tetapi untuk ribuan turis yang akan datang dari seluruh dunia untuk melihat apa yang dibangun sebagai pengganti masjid.

"Tentu saja, ribuan turis ini pertama-tama akan mengunjungi monumen kemenangan di Ayodha, kuil Ram termegah di dunia, lalu berkendara sejauh 22 kilometer, semoga apa yang kemudian menjadi Jalur Vijayee (Victory Corridor) yang megah untuk melihat simbol calon dari pluralisme India. Mengapa pluralisme harus ditandai dengan masjid sulit dipahami. Namun demikian, itulah adanya," paparnya.

 

 

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.

(QS. Al-Hajj ayat 5)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement