Rabu 17 Mar 2021 19:43 WIB

Mengapa Surat Al-Ikhlas Berada Sebelum Al-Falaq dan An-Naas?

Surat Al-Ikhlas posisinya berurutan berada sebelum Al-Falaq dan An-Naas

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Surat Al-Ikhlas posisinya berurutan berada sebelum Al-Falaq dan An-Naas. Surat Al-Ikhlas
Foto: Republika/ Nashih Nashrullah
Surat Al-Ikhlas posisinya berurutan berada sebelum Al-Falaq dan An-Naas. Surat Al-Ikhlas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas merupakan tiga surat yang diletakkan secara berurutan di akhir Alquran.

Letak ketiga surat ini untuk mengingatkan keagungan dan keesaan Allah SWT agar tertanam di dalam jiwa, mengingat Alquran menyerukan monoteisme yang murni.

Baca Juga

Di balik posisi ketiga surat ini di dalam Alquran, ternyata ada rahasia dan faedah yang besar. Ini diketahui sebagaimana dijelaskan pada laman Alukah. Berikut ini adalah di antara rahasia mengapa surat Al-Ikhlas berada di urutan sebelum Al-Falaq dan An-Naas?   

Pertama, sebagai seruan untuk orang-orang yang berdoa dan mencari perlindungan kepada Allah SWT dari kejahatan manusia, makhluk dan bisikan-bisikan. Supaya, mereka terlebih dulu memuji, memuliakan dan menghormati Allah SWT (Surat Al-Ikhlas), kemudian berdoa apa yang diinginkan. Dengan demikian, akan diperoleh jawaban dari doa tersebut.  

Kedua, surat Al-Ikhlas mengandung nama terbesar Allah SWT atau juga disebut ismul a'dzham, sebelum mencari perlindungan dengan membaca dua surat berikutnya yang dalam hal ini adalah Al-Falaq dan An-Naas.

Dalam riwayat hadits, Rasulullah SAW mendengar salah seorang sahabatnya berdoa dengan mengucapkan: 

اللهم إني أسالك بأني أشهد أنك أنت الله لا إله إلا أنت الأحد الصمد، الذي لم يلدْ ولم يولَد ولم يكن له كفوًا أحد  

'Allahumma inni as-aluka bi anni asyhadu annaka antallahu laa ilaha illa antal ahadus shomadullazi lam yalid wa lam yulad wa lam yakullahu kufuwan ahadun.' Rasulullah SAW kemudian berkata: 

لقد سألت الله - تعالى - بالاسم الذي إذا سُئل به أعطى، وإذا دُعي به أجاب "Kamu telah memohon kepada Allah dengan nama (agung) yang mana Dia akan memberikan karunia-Nya bila diminta dengan nama tersebut, dan Dia akan mengabulkan seseorang yang berdoa memanggil-Nya dengan nama tersebut." (HR Tirmizi, Abu Dawud, Nasa'i dan Ibnu Majah)

Beberapa yang mensahihkan hadits tersebut ialah Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al-Dzahabi, dan dikuatkan Al-Maqdisi. Al-Waada'i juga menilai hadits itu sahih. Sedangkan yang menilai hadits itu hasan ialah At-Tirmidzi dan As-Sakhawi.

Sumber: alukah 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement