Kamis 25 Feb 2021 08:41 WIB

Adab Istri yang Ditinggal Wafat Suami di Masa Iddah

Ada adab yang perlu dijaga oleh istri yang suaminya wafat.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Adab Istri yang Ditinggal Wafat Suami di Masa Iddah
Foto: Foto : MgRol_92
Adab Istri yang Ditinggal Wafat Suami di Masa Iddah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Khusus bagi perempuan yang ditinggal mati suami dan sedang menjalani masa iddah (batasan waktu yang masih tersisa dari bekas nikah), ada adab yang perlu dijaga.

Muhammad Bagir dalam buku Muamalah Menurut Alquran, Sunnah, dan Para Ulama menjelaskan, istri yang ditinggal mati suami hendaknya menunjukkan kesedihan (hidad/ihdad) atas wafatnya suami yang selama ini hidup bersamanya. Menunjukkan kesedihan merupakan manifestasi atas kesetiaan istri terhadap suami.

Baca Juga

Tak hanya itu, adab semacam itu juga untuk menunjukkan dan tidak menyinggung perasaan keluarga almarhum suaminya. Demikian pula dianjurkan sepanjang masa iddahnya itu, seorang istri yang ditinggal mati suami menghindari wangi-wangian di pakaian dan tubuhnya (kecuali sedikit saja apabila diperlukan).

Kalaupun dia terpaksa harus keluar rumah, dijelaskan, hendaknya dia berpenampilan sesederhana mungkin tanpa mengenakan kosmetik atau perhiasan dan lain sebagainya yang sekiranya dapat menimbulkan fitnah. Baik fitnah yang bentuknya gangguan, gunjingan, maupun juga fitnah-fitnah lainnya yang memungkinkan.

Baik itu fitnah bagi dirinya sendiri maupun fitnah yang barangkali dapat menimpa orang-orang di sekelilingnya. Adab semacam ini perlu untuk diperhatikan sebab adab adalah cirinya akhlak orang-orang Islam.

photo
Infografis 4 Etika Istri Keluar Rumah untuk Bekerja - (Republika.co.id)
 

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.

(QS. Al-Hajj ayat 5)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement